a)
Defenisi
Paget’s
disease pertama kali dilaporkan
oleh Sir James Paget (ahli bedah di Inggris) pada tahun 1877. Paget’s disease atau disebut juga osteitis deformans adalah suatu
penyakit metabolisme pada tulang yang ditandai dengan penebalan dan pembesaran
tulang, kerapuhan tulang dan struktur dalam tulang yang tidak normal. Kelainan
ini dapat mengenai tulang manapun, tetapi yang sering terkena adalah tibia,
femur, pelvis, vertebra dan tulang tengkorak. Penyakit ini terdapat pada 3-5%
dari populasi penduduk yang berumur di atas 40 tahun.
b)
Epidemiologi
Paget’s
disease sering ditemukan di
Amerika Utara, Inggris, Jerman dan Australia, dan jarang ditemukan di Asia dan
Afrika. Penyakit ini terdapat pada 3-5% dari populasi penduduk yang berumur di
atas 40 tahun. Penyakit ini jarang pada usia di bawah
25 tahun dan frekuensinya akan meningkat seiring dengan pertambahan usia.
c)
Etiologi
Penyebab pasti penyakit
ini tidak diketahui. Para ahli menduga penyebabnya adalah infeksi virus karena
ditemukan adanya badan inklusi paramyxovirus
dalam osteoklas. Penyebab lainnya adalah adanya peranan faktor genetik
dalam penyakit tersebut.
Paget’s
disease mungkin dihubungkan
dengan infeksi virus karena ditemukannya adanya mRNA virus measles dalam
osteoklas serta adanya mononuclear sel lainnya. Sel sumsum tulang yang
terinfeksi oleh virus akan menyebabkan peningkatan pembentukan osteoklas yang
abnormal. Teori genetik menyatakan bahwa HLA (human leukocyte antigen) pada kromosom 6 dan gen pada lengan
kromosom 18q memainkan peranan yang penting pada paget’s disease.
d)
Patofisiologi
Tulang baru terbentuk dari dua cara yang berbeda. Yang pertama
melalui osifikasi dan proliferasi tulang rawan yang disebut osifikasi
endokondral, terutama terlihat pada lempeng epifisis atau pada suatu
penyembuhan tulang. Yang kedua melalui osifikasi langsung pada jaringan lunak
yang disebut osifikasi membranosa yang dapat terlihat pada pembentukan tulang
subperiosteal baru.
Dalam keadaan normal,
sel-sel yang menghancurkan tulang tua (osteoklas)
dan sel-sel yang membentuk tulang baru (osteoblas)
bekerja seimbang untuk mempertahankan struktur dan integritas tulang. Pada penyakit
paget, aktivitas osteoblas dan osteoklas di beberapa daerah tulang menjadi
berlebihan dan tingkat pergantian pada daerah inipun meningkat dengan sangat
hebat. Daerah tersebut akan membesar tapi strukturnya menjadi tidak normal dan
menjadi lebih lemah daripada daerah yang normal.
Ada tiga fase yang
menggambarkan terbentuknya paget’s
disease. Fase pertama adalah fase litik (fase aktif) dimana terjadi
peningkatan resorpsi tulang dan ditemukan osteoklas yang abnormal dalam jumlah
banyak. Fase yang kedua adalah fase campuran. Pada fase ini terjadi peningkatan
pembentukan tulang yang baru, tetapi tulang yang baru tersebut tidak normal.
Fase terakhir adalah fase sklerotik atau fase inaktif. Aktivitas osteoklas akan
berkurang secara perlahan-lahan dan erosi tulang yang ada akan diisi dengan
tulang matur yang baru. Pada fase ini bentuk tulang dominant dan tulang yang
terbentuk merupakan tulang imatur dan rapuh.
e)
Diagnosis
Gambaran Klinis
Paget’s
disease biasanya hanya menyerang
1 atau 2 tulang, kadang hanya sebagian kecil tulang yang terkena. Kelainan ini
dapat mengenai tulang manapun, tetapi yang sering terkena adalah tibia, femur,
pelvis, vertebra dan tulang tengkorak. Penyakit ini umumnya bersifat
asimptomatik dan ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan radiologist untuk
kepentingan yang lain.
Pada beberapa penderita
bisa ditemukan gejala berupa nyeri atau deformitas tulang. Biasanya nyeri tidak
berhubungan dengan berat ringannya aktivitas penderita. Pada anggota gerak
(terutama tungkai yang menyangga berat badan), tulang mudah mengalami patah,
dengan masa penyembuhan yang lebih lama dan mulai melengkung atau mengalami
kelainan bentuk. Kaki menjadi bengkok dan langkah menjadi pendek dan goyah.
Kerusakan pada tulang rawan sendi bisa menyebabkan terjadinya artritis. Jika
yang terkena adalah tulang tengkorak, maka kepala tampak membesar dan kening
terlihat lebih menonjol. Pembesaran kepala dapat menyebabkan penekanan saraf
kranial, sehingga dapat menyebabkan gangguan penglihatan, pendengaran.
Penekanan medulla spinalis dapat menyebabkan kelumpuhan. Meskipun jarang, bisa
terjadi gagal jantung karena peningkatan aliran darah melalui tulang yang
abnormal akan memberi kerja tambahan bagi jantung.
Laboratorium
Pada pemeriksaan darah
ditemukan peningkatan serum alkalin fosfatase. Sedangkan pada pemeriksaan urin
hidroksiprolin. Serum kalsium dan fosfor normal, tetapi pada penderita yang
diimobilisasi mungkin terdapat hiperkalsemia.
Radiologik
·
Foto Polos
Pada pemeriksaan radiologis foto polos tulang tampak penebalan
korteks dan sklerosis tulang dengan trabekulasi yang kasar.
Pada tulang tengkorak
terdapat gambaran osteoprosis
sirkumpskripta terutama pada bagian frontal dan oksipital (pada fase
osteolitik). Pada fase campuran, terdapat osteoporosis sirkumpskripta disertai
area sclerosis. Sedangkan pada tahap lanjut, akan tampak cotton wool appearance.
Foto
Polos kepala posisi lateral tampak cotton wool appearance pada tulang tengkorak
dan penebalan korteks
Paget’s disease pada os tibia, menunjukkan adanya trabekula yang
kasar
·
CT Scan
Pada pemeriksaan dengan CT scan dapat terlihat
korteks tulang yang menebal dan kasar serta tampak “swiss cheese appearance”.
f) Diagnosis Banding
Paget’s disease didiagnosis banding dengan osteoporosis dan osteorarthritis. Penyakit ini juga didiagnosis banding dengan displasi fibrosis dan osteogenik sarkoma.
g)
Komplikasi
Komplikasi dari paget’s
disease tergantung dari letaknya dan aktivitas penyakit ini. Jika
penyakit ini menyerang persendian, maka akan menyebabkan osteoarthtritis
sekunder. Jika melibatkan tulang tengkorak, maka otak, medulla spinalis dan
saraf perifer akan berisiko sehingga bias menimbulkan ketulian, vertigo dan
kompresi medulla spinalis. Tuli sensorik terjadi pada 50% pasien. Komplikasi
yang lain adalah faktur dan keganasan, Keganasan yang sering timbul adalah
osteosarkoma, fibrosarkoma dan kondrosarkoma.
h)
Penatalaksanaan
Non-farmakologik
Pada pasien yang
menderita paget’s disease dianjurkan
sedapat mungkin menghindari jatuh atau kecelakaan yang dapat menyebabkan
terjadinya patah tulang.
Farmakologik
Ada dua jenis obat yang
dapat diberikan yaitu biphosponat dan calsitonin. Obat ini diberikan
dengan tujuan untuk mengurangi pertumbuhan tulang yang abnormal. Bifosfonat
akan menekan atau menurunkan resorpsi tulang yang disebabkan oleh aktivitas
osteoklas. Jenis obat yang
tergolong bifosfonat antara lain etidronate, pamidronate, alendronate,
tiludronate, dan risedronate.
Obat bifosfonat diberikan
dalam jangka waktu 6 bulan. Alendronate diberikan dengan dosis 40 mg/hari
selama 6 bulan. Etidronate 200-400 mg/hari selama 6 bulan. Kalsitonin diberikan
dalam bentuk injeksi dengan dosis 50-100 IU per subkutan per hari. Kalsitonin
juga dapat diberikan secara intranasal. Indikasi pemberian obat tersebut antara
lain untuk nyeri tulang yang persisten, fraktur yang berulang, terjadi
komplikasi neural, gagal jantung, hiperkalsemia atau imobilisasi serta setelah
menjalani operasi tulang dengan perdarahan yang berlebihan.
Umumnya rasa nyeri akan
berkurang dengan pemberian obat anti osteoklas. Tetapi ada rasa nyeri yang
ditimbulkan oleh karena deformitas tulang akibat komplikasi neural. Untuk
mengurangi rasa nyeri dapat diberikan analgetik, misalnya aspirin atau
ibuprofen.
Pembedahan dilakukan bila
ada fraktur patologis tulang panjang, ostearthtritis yang disertai nyeri hebat
dan terdapat penjepitan saraf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar